Minggu, 17 Januari 2010

Dengan zikir, sedih kaburrrrr...


Mmmmhhhhuuuffffftttt....
Sedih, marah, hambar, hampa, putus asa, fuuiihhh.... Seakan ga ada satupun di dunia ini yg indah saat ini, yg mampu membuatku sedikit aja merasa tenang. Bingung mo ngapain, ini ga enak, itu ga asyik, fesbukan bosen bgt. Hmmm....lalu saya iseng-iseng surfing di dunia maya, alhamdulillah menemukan artikel yg menurut saya sangat bagus dan Insya Allah bermanfaat saat hati kita sedang sedih atau sekedar menambah wawasan aja. Kuncinya hanya satu, DZIKIR. Dengan berdzikir, Insya Allah hati akan menjadi lebih tenang dan tentram. Amin.



Zikir-menyebut-nyebut nama Allah dan merenungkan kuasa, sifat, dan perbuatan serta nikmat-nikmat-Nyamenghasilkan ketenangan batin. Allah menegaskan dalam ayat berikut ini.

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Ra'd [131] : 28).


Perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu kita, baik bersifat internal, seperti rasa takut akan sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu, maupun eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai sesuatu dan tidak adanya jaminan akan keselamatan hidup atau
masa depan. Tidak heran bila perasaan tidak tenang itu dapat mengakibatkan seseorang menjadi stres. Nah, salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan perasaan tidak tenang dan tidak nyaman itu adalah dengan zikir mengingat Allah.

Mengapa dengan zikir, hati menjadi tenang dan tenteram?


Yang menjadi pembicaraan kita dalam fasal ini adalah qalbu atau hati dalam pengertian kedua yang bersifat rabbaniyah dan ruhaniyah. Qalbu ini dapat merasakan gelisah, sengsara, resah, susah, dan sedih. Ia juga bisa tertutup, mati, berkarat, melemah, lalai, dan lupa. Sebaliknya, ia juga bisa merasa nyaman, tenteram, senang, gembira, dan bahagia. Ia juga bisa terbuka, hidup, bersih, menguat, ingat, dan terjaga.

Salah satu faktor penyebab yang membuat qalbu (hati) menjadi tidak tenteram dan tidak tenang adalah ghaflah, alias lalai dan lupa kepada Allah. Orang yang lalai dan lupa kepada Allah akan membuatnya lupa kepada dirinya sendiri. Orang yang lalai dari zikir juga tidak akan pernah merasa hidupnya tenang dan tenteram. Ia akan selalu dalam keadaan gelisah, resah, dan susah.


Orang yang lupa kepada Allah akan tenggelam ke dalam telaga kelupaan, kebimbangan, dan keterasingan. Ia akan jauh dari lingkaran cahaya dan akan masuk ke dalam lingkaran kegelapan. Allah menegaskan, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri." (QS Al-Hasyr [59]: 19).

Sementara itu, orang yang ingat -zikir- kepada Allah, hatinya akan tenteram dan tenang. Ia akan ingat kepada dirinya sendiri dan Allah pun akan membuatnya ingat kepada dirinya sendiri. Hidupnya akan tenang dan tenteram. Ia akan selalu berada dalam lingkaran cahaya. Sebab, zikir dapat menghilangkan rasa sedih dan rasa gelisah dari hati. Zikir dapat mendatangkan kebahagiaan hati. Ia dapat menyinari hati dan menguatkannya. Ia dapat menghidupkan hati dan membersihkannya dari kotoran dan karat. Orang yang berzikir akan senantiasa dekat dengan Allah. Dan, Allah pun akan senantiasa bersamanya. Zikir merupakan obat hati dan lalai adalah penyakitnya. Hati yang sakit hanya dapat diobati dan disembuhkan dengan zikir kepada Allah. Karenanya, Makhul berkata, "Zikir atau ingat kepada Allah adalah obat. Dan, ingat kepada manusia adalah penyakit."



Tidak dapat dibantah lagi bahwa zikir benar-benar dapat menenteramkan hati. Penyebabnya adalah ketika kita ingat kepada Allah, maka pada saat itu terselip sikap menyandarkan diri kepada Allah yang disebut tawakkal atau tawwakkul. Kita mengenal bahwa salah satu sifat dari Allah adalah al-Wakil (tempat bersandar). Hasbunallah wa ni'mal wakil, artinya cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baik tempat bersandar.

Dalarn kehidupan sehari-hari kita akan merasa tenteram kalau kita mempunyai gambaran bahwa hidup kita terlindungi. Terasa ada pelindung. Contoh yang kasat mata, jika kita merasa terlindungi oleh adanya polisi atau negara yang adil, kita akan merasakan ketenteraman. Kalau kita yakin akan hadirnya Allah sebagai al-Wakil atau tempat bersandar, kita juga akan merasakan ketenteraman.

Menurut ilmu medis, dalam otak manusia terdapat zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berzikir. Zat itu bernama endhorphin. Zat ini mempunyai fungsi menenangkan otak, sebagaimana morfin yang bisa menenangkan otak. Bedanya, morfin berasal dari luar tubuh, sementara endhorphin berasal dari dalam tubuh.

Zikir yang mengantarkan kepada ketenangan dan ketenteraman hati bukanlah zikir sekadar ucapan lisan semata, melainkan harus dimaksudkan untuk mendorong kita menuju kesadaran tentang kebesaran dan kekuasaan Allah. Ketika kita menyadari bahwa Allah adalah Penguasa tunggal dan Pengatur alam raya dan yang dalam genggaman tangan-Nya segala sesuatu, maka menyebut-nyebut nama-Nya, mengingat kekuasaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya yang agung, pasti akan melahirkan
ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa kita.


"Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabb-nya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabb-nya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan." (QS. as-Sajdah: 15-16).




* Artikel ini dikutip dari buku "Dahsyatnya Doa & Zikir"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar